Radio Indah Siar 91.8 FM Cirebon Berita,Reportase Masyarakat Papua Haus Ilmu Agama

Masyarakat Papua Haus Ilmu Agama

Masyarakat Papua Haus Ilmu Agama post thumbnail image

DAKWAH MENEMBUS LAUT. Lanskap Kepulauan Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. (Foto: Kementerian Kelautan dan Perikanan RI)

(… sambungan dari Di Timur Dakwah Ahlussunnah Bersinar)

TERLETAK di wilayah kepala burung. Papua Barat adalah tempat eksotis, bagi para pecinta wisata bahari. Sementara untuk para penuntut ilmu syar’i, di sini speed boat dakwah digerakkan.

Perahu cepat itu melaju. Menembus gelombang. Menerjang ombak. Menuju pulau-pulau sekitar. Demi mengibarkan panji tauhid dan sunnah. Lihat itu! Di sana mercusuar ilmu berdiri. Kitab-kitab ulama ahlussunah jadi pelita. Penerang bagi masyarakat muslim Papua.

Start-nya dari Ponpes Darul Atsar, Kota Sorong. Yang rintisannya dimulai oleh ustad Syafrudin tahun 2001. Berlanjut oleh ustad Muadz (Depok), 2010-2013. Diteruskan oleh ustad Abdul Azis dan asatidzah lainnya. Termasuk ustad Abu Ibrahim Abdul Malik, yang asli Papua.

Kini, ustad Syafrudin mengasuh Ponpes Al Anshar, Sleman, Yogyakarta. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala membalas segala kebaikan beliau dan asatidzah lainnya, yang telah ambil bagian menghidupkan dakwah ahlussunnah di tanah para raja; Papua Barat.

“Pusat dakwah di Kota Sorong. Melebar ke Kabupaten Sorong, Kepulauan Raja Ampat dan sekitarnya,” kata ustad Abu Ibrahim Abdul Malik, dalam teleconference yang disiarkan live oleh radio Indah Siar Cirebon, Senin (4/7/2022).

Penulis berkesempatan menghubungi ikhwan ahlussunnah Kabupaten Fakfak, Sulaiman. Dia mengungkapkan pemateri kajian rutin di tempatnya, juga berasal dari Ponpes Darul Atsar.

Termasuk pembina rumah belajar Al Ghuroba Fakfak, selain ustad Ahmad Khodim (Malang), ada ustad Abu Kholid Rosyid (Sorong). “Maklum di Fakfak belum ada ustad pengampu yang berasal dari sini langsung,” ucap Sulaiman, seraya menyebut beberapa kali pernah bertemu ustad Abu Ibrahim di Sorong.

Menuju ke Fakfak, lanjut dia, menempuh satu malam perjalanan laut. Ini pula yang diceritakan ustad Abu Ibrahim, ketika pemateri dari Darul Atsar harus mengisi taklim rutin di Raja Ampat. “Kami melewati jalur laut, dan mesti menginap di sana,” bebernya.

Menurut ustad Abu Ibrahim, kaum muslimin warga Papua sangat haus ilmu agama. Terbukti saat para ustad dari Darul Atsar terjun ke masyarakat, mengisi khubah Jum’at di masjid-masjid, mereka antusias mendengarkan.

“Masyarakat senang ketika ada yang menyampaikan ilmu agama,” katanya.

Yang membuat miris, sambung beliau, di beberapa masjid di kampung-kampung, jika tidak ada khatib, maka salat Jum’at tidak dilangsungkan. Ini jadi perhatian pengurus Ponpes Darul Atsar. Menumbuhkan semangat untuk bisa berbagi faedah kepada masyarakat.

Pada perkembangan berikutnya, masyarakat tak ragu menyekolahkan anak di Ponpes Darul Atsar. Tercatat, kini ada 160 santri (banin-banat) yang belajar di Ponpes Darul Atsar. “Santri menginap ada yang berasal dari Manokwari, Raja Ampat, Fakfak dan Ambon,” tuturnya.

Terkait faktor keamanan, ustad Abu Ibrahim mengungkapkan, sejauh ini tidak ada kendala dalam mendakwahkan ilmu tauhid dan sunnah di Papua Barat. Bahkan mendapat dukungan dari aparat keamanan.

“Di sini ada orang Papua asli dan pendatang. Ada dari suku Bugis, Jawa dan Maluku. Kami berupaya menyampaikan syariat yang mulia ini sebaik-baiknya agar mudah diterima,” paparnya.

Ustad Abu Ibrahim menambahkan guna menggaet hati masyarakat, tak lupa pihaknya memberi perhatian. Semisal momen Idul Adha, membagikan daging kurban. Sementara jelang Idul Fitri, membagikan zakat fitrah.

“Kami ikut pula kerja bakti membersihkan masjid bersama warga,” ujarnya.

Di akhir teleconference Dakwah di Bumi Cendrawasih, ustad Abu Ibrahim menghasung siapa saja yang mendakwahkan seruan tauhid serta sunnah di mana pun, untuk terus menolong agama Allah. “Karena Allah pun akan menolong kita,” ucapnya.

Kepada para penuntut ilmu, beliau berpesan untuk menghiasi diri dengan akhlak yang baik. Agar masyarakat cenderung kepada dakwah Rasulullah shallallahu’alahi wasallam. “Hiasi diri-diri kita dengan akhlakul karimah,” tutupnya. (TAMAT/abu ali)

Baca juga:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Post